BAB V
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)
A.
Landasan
Pemikiran Pembelajaran Kooperatif
Belajar
kompetitif dan individualitis telah mendomisili pendidikan di Amerik Serikat
sekitar tahun 1960-an. Siswa biasanya datang ke sekolah dengan harapan untuk
berkompetisi dan tekanan dari orang tua untuk menjadi yang terbaik. Belajar
kompetitif dan individualitis akan efektif dan merupakan cara memotivasi siswa
untuk melakukan yang terbaik. Meskipun demikian, terdapat beberapa kelemahan
pada belajar kompetitif dan individualistis, yaitu :
a.
Kompetisi
kadang tidak sehat
b.
Siswa
berkemampuan rendah kurang termotivasi
c.
Siswa berkemampuan
rendah akan sulit untuk sukses dan semakin tertinggal
d.
Dapat membuat
frustasi siswa lainnya
Untuk
menghindari tersebut maka jalan keluarnya adalah dengan belajar kooperatif.
Dengan belajar kooperatif, siswa belajar bersama sebagai satu tim dalam
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama dalam mencapai keberhasilan
kelompoknya. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah memahami hal yang mereka anggap sulit jika mereka berdikusi dengan
temannya. Dengan demikian maka siswa akan bekerja dalam kelompok untuk
memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Dalam kelas kooperatif siswa terbagi
atas beberapa kelompok kecil, dimana setiap kelompok kecil beranggotakan 4-6
orang siswa yang sederajat namun heterogen dalam hal kemampuan, jenis kelamin,
suku dan ras. Meskipun demikian, setiap siswa memiliki kesempatan untuk dapat
terlibatkan secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. (Trianto, 2009)
B.
Tujuan
Pembelajaran Kooperatif
Di awal
sudah dijelaskan bahwa tujuan utama belajar kooperatif adalah supaya siswa
dapat bekerja sama untuk belajar dan bertanggungjawab pada kemajuan belajar
temannya. Selain itu belajar kooperatif juga menekankan pada tujuan dan
kesuksesan kelompok yang hanya dapat tercapai jika setiap anggota kelompoknya
menguasai materi. Sedangkan tujuan pokok belajar kooperatif adalah
memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman
baik secara individu maupun secara kelompok. Penerapan belajar kooperatif
kepada siswa juga dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud
input pada level individual, dapat mengembangkan solidaritas osial dikalangan
siswa. (Trianto, 2009)
C.
Pembelajaran
Tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Team Game Tournament
(TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Ini merupakan metode pembelajaran
pertama dari Johns Hopkins. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok - kelompok belajar yang beranggotakan 5
sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras
yang berbeda. Tipe TGT sangat
terkenal dan populer dikalangan para ahli pendidikan. Pembelajaran kooperatif
tipe TGT merupakan model yang sangat mudah diterapkan, melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai
tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. TGT memiliki dimensi kegembiraan
yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu
dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan
menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain
dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung
jawab individual.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar
(Kiranawati, 2007).
Secara garis besar, uraian tentang
model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut :
1.
Komponen TGT
Menurut
Slavin ( 1994 : 84 ) komponen utama dalam TGT yaitu: penyajian kelas (class presentation), kelompok (team), kuis (games), kompetisi (tournament), dan penghargaan kelompok
(class recognition).
a.
Penyajian Kelas (Class Presentation)
Presentasi
kelas digunakan guru untuk memperkenalkan tujuan pembelajaran, penjelasan
singkat tentang LKS (Lembar Kerja
Siswa) yang dibagikan pada kelompok dan materi
pelajaran dengan pengajaran langsung atau diskusi dapat juga dengan
audiovisual. Fokus presentasi
kelas hanya menyangkut pokok-pokok materi dan teknik pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan
membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game
karena akan menentukan skor game dan ini akan menentukan pula pada skor
kelompok.
b.
Kelompok (Team)
Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT tim terdiri dari
4 sampai 6 siswa anggota kelas. Guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok berdasarkan kriteria
kemampuan (prestasi) siswa dari pretest atau ulangan harian sebelumnya, jenis
kelamin (gender), etnik dan ras. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok,
diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang
berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi
pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa
bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan. Setelah presentasi kelas
kegiatan tim umumnya adalah konsep
anggota lain.
c.
Games
Permainan ini terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan
kerja tim. Permainan ini dimainkan oleh beberapa siswa, dimana siswa tersebut
merupakan wakil dari masing-masing kelompok yang berbeda. Salah satu siswa
mengambil kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor yang
tertera pada kartu tersebut. Setiap siswa yang bersaing diperbolehkan menjawab
dan saling menantang setiap pertanyaan dengan jawaban masing-masing. (Slavin :
2008 : 166)
d.
Tournament
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing
merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing –
masing ditempatkan dalam meja – meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5
sampai 6 orang peserta dan diusahakan agar tidak ada peserta yang
berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap
peserta homogen, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta
diusahakan agar setara (Slavin, 2008). Permainan ini diawali dengan memberitahukan
aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu – kartu
soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja
sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen
dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja
menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian.
Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor
soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal
akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri
oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.
Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil
pekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca
soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang
menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu
dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua
kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar
setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca
soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali – kali
dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai
pemain, penantang, dan pembaca soal. Dalam permainan ini pembaca soal hanya
bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut
menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai
terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh
dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah
disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan
melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.
Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin
yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang
diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian
menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.
Tinggi Sedang Sedang Rendah
A1 A2 A3 A4
|
Meja
Turnamen I
A1 B1 C1
|
Meja
Turnamen II
A2 B2 C2
|
Meja
Turnamen III
A3 B3 C3
|
Meja
Turnamen IV
A4 B4 C4
|
Tinggi
Sedang Sedang Rendah
B1 B2 B3 B4
TIM B
|
Tinggi
Sedang Sedang Rendah
C1 C2 C3 C4
TIM C
|
Gambar 1. Penempatan Siswa dan Tim pada Meja Turnamen
Gambar diatas menunjukkan bahwa penempatan siswa
pada meja turnamen berdasar ranking siswa dalam tim. Meja turnamen
1 adalah meja tempat berkompetisi siswa dengan kemampuan awal tertinggi dalam
tim sebagai meja yang tertinggi tingkatannya daripada meja turnamen II. Meja
turnamen II lebih tinggi tingkatannya daripada meja turnamen III. Meja IV
adalah meja yang paling rendah tingkatannya.
Setelah turnamen selesai dan dilakukan penilaian
guru mengatur kembali kedudukan siswa pada tiap meja turnamen, kecuali pemenang
pada meja tertinggi. Pemenang pada setiap meja dinaikkan atau
digeser satu tingkat ke meja yang lebih tinggi tingkatannya dan yang
mendapatkan skor terendah pada setiap meja turnamen selain yang ada pada meja
terendah tingkatannya diturunkan satu tingkat ke meja yang lebih rendah
tingkatannya. Pada akhirnya mereka akan mengalami penaikkan atau penurunan
sehingga mereka akan sampai pada meja yang sesuai dengan kinerja mereka.
Pelaksanaan game dalam bentuk turnamen dilakukan
dengan prosedur, sebagai berikut:
1.
Guru
menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja turnamen (3 orang,
kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lembar skor permainan.
2.
Siswa
mencabut kartu untuk menentukan pembaca (nomor tertinggi) dan yang lain menjadi
penantang I dan II.
3.
Pembaca
menggocok kartu dan mengambil kartu.
4.
Pembaca membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba menjawabnya. Jika jawaban
salah, tidak ada sanksi dan kartu dikembalikan. Jika benar kartu disimpan
sebagai bukti skor.
5.
Jika
penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan jawaban
secara bergantian.
6.
Jika
jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu jawaban yang
benar (jika ada).
7.
Selanjutnya
siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang sama.
8.
Setelah
selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka dan diakumulasi dengan semua
tim.
9.
Penghargaan
sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik untuk kriteria tengah, Tim Baik untuk kriteria bawah.
10.
Untuk melanjutkan turnamen, guru dapat
melakukan pergeseran tempat siswa berdasarkan prestasi pada meja turnamen. (Slavin, 2008)
e.
Penghargaan Kelompok (Class Recognition)
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok
adalah menghitung rata-rata skor kelompok. Untuk menilai skor rata-rata kelompok, dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian
penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok
tersebut. Tim-tim yang telah berhasil mendapat nilai rata-rata melebihi kriteria tertentu diberi penghargaan berupa sertifikat atau
penghargaan bentuk lain. Penghargaan tersebut pada akhirnya akan dijadikan
sebagai tambahan nilai tugas siswa. Selain itu diberikan pula hadiah (reward)
sebagai motivasi belajar. (Slavin, 2008)
Tabel 1. Penghitungan Skor Kelompok
Jumlah anggota
|
Penghitungan Skor Kelompok
|
3
|
60 50 60 60 50
60 40 50
40 50 40 40 50
30 40 50
20 20 20 30 20
30 40 30
|
Tabel 2. Kriteria Penghargaan Kelompok Tipe TGT
NO.
|
PEROLEHAN RATA-RATA
|
PREDIKAT
|
1.
|
45 atau lebih
|
Super Team
|
2.
|
40 – 44
|
Great Team
|
3.
|
30 – 39
|
Good Team
|
2.
Langkah dan Aktivitas
Pembelajaran
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe
TGT mengikuti urutan berikut :
a. Presentasi Kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi
dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau
dengan ceramah, dan diskusi yang dipimpin guru. Disamping itu, guru juga menyampaikan
tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan
motivasi. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan
dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja
lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game/turnamen karena skor
game/turnamen akan menentukan skor kelompok. (Slavin,2008)
b. Pengaturan Klasikal dan Belajar Kelompok
Pembelajaran diawali dengan memberikan materi
pelajaran, selanjutnya diumumkan penugasan tim dan
siswa diminta memindahkan bangku untuk membentuk meja tim. Kepada siswa
disampaikan bahwa mereka akan bekerjasama dengan tim selama beberapa minggu,
dan mengikuti turnamen akademik untuk memperoleh poin bagi nilai tim mereka,
serta diberitahukan bahwa tim yang mendapat nilai tinggi akan mendapat penghargaan.
c. Persiapan Permainan/Pertandingan
Guru mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan materi, bernomor 1 sampai 30. Kemudian guru mempersiapkan
alat-alat untuk permainan, yaitu: kartu permainan yang dilengkapi nomor, skor, pertanyaan,
dan jawaban mengenai materi.
d. Turnamen Akademik dan Penskoran
Kegiatan dalam langkah tuurnamen adalah persaingan
pada meja turnamen dari 3 – 4 siswa berasal dari tim yang berbeda dengan
kemampuan setara. Pada permulaan turnamen, diumumkan penetapan meja bagi setiap
siswa. Siswa diminta mengatur meja turnamen dan menyuruh siswa menuju ke meja
turnamen yang telah ditetapkan. Nomor meja turnamen dapat diacak. Setelah
kelengkapan dibagikan turnamen dapat dimulai. Bagan dari putaran permainan
dengan 3 orang dalam satu meja turnamen digambarkan sebagai berikut :
Pemain
I (Pembaca)
1.
Mengambil
satu dari tumpukan kartu yang telah diacak dan mencari pertanyaan yang
sesuai pada lembar permainan
2.
Membaca pertanyaan dengan
keras
|
Pemain
II
1.
Ikut mencoba
menjawab pertanyaan
2.
Menantang/memberi jawaban
yang berbeda.
|
Pemain
III
1.
Ikut mencoba
menjawab pertanyaan
2.
Menantang/memberi jawaban
yang berbeda.
|
Gambar 2. Aturan Permainan
Untuk memulai game, siswa mengadakan undian untuk
menentukan pembaca pertama, penantang I, dan penantang II. Urutan permainan
searah jarum jam dari pembaca pertama. Selanjutnya pembaca pertama mengocok
kartu yang paling atas. Dia kemudian membaca dengan keras pertanyaan yang ada
pada kartu, dan membacakan kemungkinan jawaban jika jenis soalnya pilihan
ganda.
Para penantang harus berhati-hati karena mereka harus mengembalikan kartu kemenangan (jika punya) di
dalam kotak jika mereka menjawab salah. Ketika semua orang telah menjawab,
menantang atau lolos, penantang kedua mengecek lembar jawab (ada pada guru) dan
membaca jawaban yang benar. Pemain yang menjawab benar menyimpan kartu. Jika kedua
penantang menjawab salah, dia harus mengembalikan kartu kemenangan sebelumnya
(jika ada).
Untuk putaran berikutnya, penantang I menjadi
pembaca, penantang II menjadi penantang I dan pembaca menjadi penantang II,
demikian seterusnya seperti yang ditentukan guru sampai waktu habis atau
tumpukan kartu habis. Ketika permainan selesai, pemain mencatat jumlah kartu
yang mereka menangkan pada lembar skor game
pada kolom game 1 (tabel 3). Jika masih ada waktu, dan permainan dilanjutkan, siswa mengocok ulang
tumpukan kartu dan bermain permainan kartu kedua sampai waktu berakhir.
Selanjutnya catat nomor kartu yang dimenangkan pada kolom game 2 pada lembar skor game
pada tabel 3.
Tabel 3. Lembar Skor Game TGT
Meja :………………….
Putaran :…………………
Pemain
|
Team
|
Game 1
|
Game 2
|
Game 3
|
Total harian
|
Poin Putaran
|
Junot
|
|
5
|
6
|
|
11
|
20
|
Nia
|
|
13
|
9
|
|
22
|
60
|
Andi
|
|
10
|
11
|
|
21
|
40
|
Semua siswa harus bermain pada waktu yang sama.
Sambil mereka bermain, pindah dari grup ke grup untuk menjawab pertanyaan dan
yakinkan bahwa setiap orang memahami prosedur permainan. Sepuluh menit sebelum
permainan berakhir perintahkan siswa untuk berhenti dan menghitung kartunya.
Kemudian mereka harus mengisi nama mereka, tim, skor pada lembar skor game
seperti tabel 3.
Perintahkan siswa menambah skor yang mereka
peroleh pada setiap game jika mereka bermain lebih dari satu kali, dan isilah
dalam jumlah total skor harian mereka. Untuk siswa yang usianya lebih muda
hanya mengumpulkan lembar skor, dan siswa yang usianya lebih dewasa suruh
menghitung skor mereka sendiri, seperti ditunjukkan pada tabel 4, tabel 5,
tabel 6 sebagai contoh
menghitung poin turnamen untuk semua hasil turnamen.
Table 4. Menghitung Poin Turnamen Untuk Permainan 4 Pemain
Tingkatan Skor
Pemain
|
Tidak seri
|
Seri pada tingkat tinggi
|
Seri pada tingkat
sedang
|
Seri pada
tingkat rendah
|
Seri pada 3 tertinggi
|
Seri pada 3
terendah
|
Semua seri
|
Seri untuk Rendah dan Tinggi
|
Tinggi
|
60
|
50
|
60
|
50
|
50
|
60
|
40
|
50
|
Tinggi
Sedang
|
40
|
50
|
40
|
40
|
50
|
30
|
40
|
50
|
Sedang
Rendah
|
30
|
30
|
40
|
30
|
50
|
30
|
40
|
30
|
Rendah
|
30
|
20
|
20
|
30
|
20
|
30
|
40
|
30
|
Table 5. Menghitung Poin Turnamen untuk Permainan 3 Pemain
Tingkatan Skor Pemain
|
Tidak Seri
|
Seri untuk Tingkat Tinggi
|
Seri untuk Tingkat Rendah
|
Semua Seri
|
Tinggi
|
60
|
50
|
60
|
40
|
Sedang
|
40
|
50
|
30
|
40
|
Rendah
|
20
|
20
|
30
|
40
|
Tabel 6. Menghitung Poin Turnamen untuk Permainan 2 Pemain
Tingkatan Skor Pemain
|
Tidak Seri
|
Seri
|
Tinggi
|
60
|
40
|
Rendah
|
20
|
40
|
Dalam implementasinya secara teknis Slavin (2008)
mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang
merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:
· Step 1:
Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran.
· Step 2: Belajar
tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam
tim mereka untuk menguasai materi.
· Step 3:
Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen,
dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan tiga peserta).
·
Step 4: Rekognisi tim, skor tim dihitung
berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi
apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. (Slavin, 2008)
e.
Pengakuan Tim
Untuk menghitung skor tim dan mempersiapkan
sertifikat atau penghargaan lain, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Menghitung Skor Tim
Setelah selesai turnamen, menghitung skor tim dan
mempersiapkan sertifikat atau penghargaan untuk tim dengan skor tinggi. Untuk
menghitung skor ceklah poin turnamen pada skor permainan, kemudian pindahkan
poin turnamen masing-masing pada lembar ringkasan pada tim, tambahkan semua skor anggota tim dan
bagilah nomor anggota tim yang hadir. Tabel 7 menunjukkan pencatatan
dan penjumlahan skor untuk satu tim.
Table 7. Contoh : Lembar
Ringkasan Skor Tim
Anggota Tim
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
Mark
|
60
|
20
|
20
|
40
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kevin
|
40
|
40
|
20
|
60
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lisa A
|
50
|
20
|
40
|
60
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
John F
|
60
|
60
|
20
|
40
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dewanda
|
40
|
40
|
60
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Total skor tim
|
250
|
180
|
160
|
220
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata – rata tim
|
50
|
36
|
32
|
44
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penghargaan
|
Super team
|
|
|
Good team
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
Pencapaian Pengakuan Tim
Tiga tingkatan penghargaan pada TGT diberikan pada
skor tim rata-rata. Tiga tingkatan
penghargaan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Tingkatan Penghargaan
Skor rata-rata tim
|
Penghargaan
|
40
|
Good Team
|
45
|
Great Team
|
50
|
Super Team
|
Tim yang
mencapai kriteria
Great Team atau Super Team boleh diberi sertifikat penghargaan, sedangkan untuk Good Team sebaiknya diberi ucapan
selamat saja di dalam kelas. Kemenangan bisa diumumkan di papan pengumuman di sekolah,
bila perlu pasang foto mereka dan nama timnya. Hal ini akan memberi motivasi
siswa untuk membantu teman timnya belajar.
f.
Bumping
Menurut Slavin ( 1994 : 91 ), bumping atau
penempatan kembali siswa pada meja turnamen dilakukan untuk mempersiapkan
turnamen berikutnya. Melakukan bumping lebih mudah ketika menghitung skor tim. Tabel 8 menggambarkan lembar penempatan meja turnamen yang menunjukkan bagaimana
bumping bekerja setelah dua turnamen. Untuk menempatkan
kembali siswa menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Gunakan
lembar skor game untuk mengidentifikasi skor tertinggi dan terendah pada masing-masing meja turnamen. Pada lembar penempatan meja turnamen, lingkarilah
meja penempatan untuk semua siswa yang memiliki skor paling tinggi pada meja mereka.
Jika ada skor tinggi yang sama pada suatu meja, putarlah koin untuk memutuskan
nomor mana yang akan dilingkari, jangan melingkari lebih dari satu nomor per
meja. Pada tabel 8 memperlihatkan Septi, Kaniyah dan Yuni sebagai pemenang pada
turnamen pertama, maka nomor meja mereka dilingkari pada kolom pertama. Nur, Kaniyah dan Septi merupakan pemilik skor tertinggi pada turnamen kedua, maka
nomor mereka dilingkari pada kolom kedua.
2.
Garis
bawahi nomor meja siswa yang mendapatkan skor lebih rendah, jika ada penyamaan
untuk skor rendah pada beberapa meja, lakukan hal yang sama seperti memilihkan
nomor dengan skor tertinggi.
3.
Pada
kolom untuk turnamen berikutnya, transfer nomornya sebagai berikut : jika
nomornya dilingkari, kurangi 1 ( 2 menjadi 1 ). Maksudnya pemenang pada meja 2 akan
bersaing minggu berikutnya pada meja 1, yaitu meja kompetisi yang lebih sulit. Jika
nomornya digarisbawahi, naikkan 1 ( 2 menjadi 3 ), kecuali meja terendah, dimana
pemilik skor terendah pada masing-masing meja akan bersaing minggu depan
pada meja yang kompetisinya tidak terlalu sulit. Jika
mejanya tidak digarisbawahi, transferlah
ke nomor yang sama.
Tim 1
Tim 2
J K L
Tim
3
J K L
Tim 4
J K L
Gambar 3. Bumping
Kaniyah pemilik skor tertinggi pada meja 2 pada
turnamen pertama telah dipindah ke meja 1. Rini pemilik skor sedang pada meja 2
pada turnamen pertama maka ia tetap di meja 2, kemudaian dia memiliki nilai
rendah pada turnamen kedua dan pindah ke 3.
Tabel 9. Lembar Tabel Penempatan Turnamen
No.
|
Siswa
|
Tim
|
Meja Siswa Pada Tournamen Ke-
|
||||
1
|
Skor T.1
|
2
|
Skor T.2
|
3
|
|||
1
|
Juju
|
I
|
1
|
20
|
2
|
20
|
2
|
2
|
Tety
|
II
|
1
|
40
|
1
|
40
|
1
|
3
|
Septi
|
III
|
1
|
60
|
1
|
60
|
1
|
4
|
Kaniyah
|
I
|
2
|
60
|
1
|
60
|
1
|
5
|
Tia
|
II
|
2
|
20
|
3
|
40
|
3
|
6
|
Rini
|
III
|
2
|
40
|
2
|
20
|
3
|
7
|
Ningsih
|
I
|
3
|
20
|
3
|
20
|
3
|
8
|
Yuni
|
II
|
3
|
60
|
2
|
40
|
2
|
9
|
Nur
|
III
|
3
|
40
|
3
|
60
|
2
|
Hitunglah nomor siswa yang ditempatkan pada masing-masing meja untuk turnamen minggu depan. Jika penempatan meja tidak
berjalan semestinya karena mungkin ada siswa yang absen, buatlah perubahan
sehingga tetap bekerja. Juga diperbolehkan merubah penempatan meja untuk
menghindari satu meja yang berasal dari tim yang sama.
Pada tabel 9 Septi pemilik skor tertinggi dua kali
pada meja 1 tetapi tidak berubah meja, karena tidak ada tempat yang lebih
tinggi daripada meja 1. Ningsih pemilik skor terendah pada meja 3 tetapi tidak dipindah
ke bawah karena meja 3 merupakan meja terendah.
g.
Merubah Tim
Setelah 5 atau 6 minggu pelaksanaan TGT atau pada
akhir periode penilaian atau unit, tempatkan siswa dengan tim baru.
h.
Mengkombinasikan TGT dengan
Aktifitas Lain
Menurut Slavin ( 1994 : 95 ), guru dapat
menggunakan TGT untuk suatu bagian dari pembelajaran dan metode lain untuk
bagian lain. Misal, guru boleh menggunakan TGT satu minggu untuk masing-masing konsep dasar, tetapi gunakan latihan-latihan yang menggunakan
laboratorium untuk dua hari berikutnya. Prosedur ini memberikan ide guru lebih
baik untuk kemajuan siswa daripada turnamen saja. TGT sangat berguna dalam
memberikan pemahaman bagi siswa pada materi yang dipelajari.
i.
Penilaian
TGT tidak secara otomatis menghasilkan nilai yang
dapat digunakan untuk menghitung skor individu. Untuk menentukan nilai individual,
banyak guru memberikan mid test atau final test pada masing – masing semester,
beberapa guru memberikan kuis setelah turnamen tidak dalam poin skor turnamen
atau skor tim. Akan tetapi poin turnamen siswa atau skor tim dapat dibuat
bagian kecil dari nilai mereka, atau jika sekolah dapat memberikan nilai
terpisah agar supaya nilai ini dapat digunakan untuk nilai usaha.
3. Kebaikan dan kelemahan pembelajaran
kooperatif tipe TGT
Slavin (2008), melaporkan beberapa laporan hasil
riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar
siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran
TGT, sebagai berikut:
· Para siswa di dalam kelas-kelas yang
menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok
rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional.
· Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa
hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada
keberuntungan.
· TGT meningkatkan harga diri sosial pada
siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka.
· TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap
yang lain (kerja sama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit)
· Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam
belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak.
·
TGT
meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan
emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain. (Slavin,2008)
Jadi secara umum, kebaikan dan kelemahan
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
dibedakan menjadi berikut :
Ø Kelebihan :
a.
Meningkatkan
harga diri tiap individu
b.
Penerimaan
terhadap perbedaan individu yang lebih besar
c.
Konflik
antar pribadi berkurang
d.
Sikap
apatis berkurang
e.
Pemahaman
yang lebih mendalam
f.
Retensi
atau penyimpanan lebih lama
g.
Meningkatkan
kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h.
Meningkatkan
kemajuan belajar (pencapaian akademik)
i.
Meningkatkan
kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif
j.
Menambah
motivasi dan percaya diri
k.
Menambah
rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman sekelasnya
l.
Mudah
diterapkan dan tidak mahal
m.
Penerapan pembelajaran TGT dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran, membantu mengaktifkan kemampuan siswa untuk
bersosialisasi dengan siswa lain. Siswa terbiasa bekerja sama dan memanfaatkan
waktu sebaik mungkin untuk belajar. (Muflihah, 2009)
Ø Kelemahan:
a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan
di kelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan
guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan di luar kelas seperti di
laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka.
b. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak
akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh
pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata,
setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya
dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu. Model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dapat memotivasi
belajar siswa dimana kekurangan yang mungkin terjadi dapat diminimalisirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Khasanah,Nur.2006. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Game
Tournament (TGT) dan Numbered Head Together (NHT) terhadap Prestasi Belajar
Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa di SMP N 1 Padamara
Purbalingga, Skripsi.
Kiranawati.2007. Strategi Pembelajaran Kooperatif. Tersedia di http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ekonomi-pembangunan/article/view/5501. Diak-ses tanggal 23 September
2010.
Kusno.
2005. Diktat Belajar Pembelajaran. Tidak Dipublikasikan. UMP: Purwokerto.
Slavin. 2008. Cooperative Learning. Nusa Media:
Bandung.
Slavin. 2008. Pembelajaran
Tipe Time Game Tournament. Tersedia di: http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-koope-ratif-tipe-teams-games-tournament-tgt/.
Diakses tanggal 23 September 2010.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Prenada Media : Jakarta.
-----------. 2006. Pembelajaran. Tersedia di http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran/html#33.
------------. 2007. Metode Teams Games Tournament. Tersedia di http://gurupkn.wordpress.com2007/11/13/metode-team-games-tournament-tgt. Diakses tanggal
23 September 2010.
------------. 2009. Metode TGT. Tersedia di http://ktiptk.blogspirit.comarchive/2009/01/26/tgt.html. Diakses tanggal 23 September 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar