PEMBELAJARAN KUANTUM
(QUANTUM TEACHING)
A. Pengertian
Pembelajaran Kuantum
Kata quantum sendiri berarti interaksi
yang menggubah energi menjadi cahaya. Jadi quantum teaching menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dengan cara menggunakan unsur yang ada pada
siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Colin
Rose berpendapat bahwa quantum teaching adalah panduan praktis dalam
mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau
setiap siswa.
Selain itu juga quantum teaching dapat diartikan sebagai pengubahan
bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan
dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya
yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain (De Porter; 2000: 5). Quantum teaching juga
menekankan penggubahan yang meriah dengan segala nuansanya (De Porter; 2000:
3).
1.
Karakteristik Umum
Quantum teaching menuntut
guru untuk dapat; 1) memberikan kebebasan belajar siswa, 2) menampung
keanekaragaman budaya siswa, 3) memfasilitasi siswa berkembang sesuai dengan
modalitas belajarnya masing- masing, 4) menyertakan otak kanan untuk ikut aktif
dalam pencapaian tujuan belajar, 5) menjadi pengorkestra yang baik, yang mampu
manata semua komponen belajar untuk bekerja sama secara sinergis mencapai
tujuan belajar, 6) mengubah suasana belajar secara meriah dengan menyertakan
segala kaitan termasuk unsur seni/ musik, 7) menimbulkan berbagai interaksi
positif serta memanfaatkan perbedaan siswa untuk momen belajar. Walaupun
memiliki akar landasan bermacam-macam sebagaimana dikemukakan di atas,
pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan dan
menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok
pembelajaran kuantum sebagai berikut.
o Pembelajaran kuantum berpangkal
pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah
dan konsep kuantum dipakai.
o Pembelajaran kuantum lebih
bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau
nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatiannya.
o Pembelajaran kuantum lebih
bersifat konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis, dan
atau maturasionistis.
o Pembelajaran kuantum berupaya
memadukan [mengintegrasikan], menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor
potensi-diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan [fisik dan mental]
sebagai konteks pembelajaran.
o Pembelajaran kuantum memusatkan
perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi
makna.
o Pembelajaran kuantum sangat
menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Di
sini pemercepatan pembelajaran diandaikan sebagai lompatan kuantum. Pendeknya,
menurut pembelajaran kuantum, proses pembelajaran harus berlangsung cepat
dengan keberhasilan tinggi.
o Pembelajaran kuantum sangat menekankan
kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau
keadaan yang dibuat-buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman,
segar, sehat, rileks, santai, dan menyenangkan, sedang keartifisialan dan
kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku, dan membosankan.
o Pembelajaran kuantum sangat
menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran yang tidak bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam
arti tujuan pembelajaran tidak tercapai.
o Pembelajaran kuantum memiliki
model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi
suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan
atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis.
o Pembelajaran kuantum memusatkan
perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan
prestasi fisikal atau material.
o Pembelajaran kuantum menempatkan
nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan
keyakinan tertentu, proses pembelajaran kurang bermakna.
o Pembelajaran kuantum mengutamakan
keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
o Pembelajaran kuantum
mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung
lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal. (Rusman : 2010)
B.
Tahap - Tahap Quantum Teaching
Empat
ciri dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam quantum
teaching yaitu: (1) adanya unsur demokrasi dalam
pengajaran; (2) adanya kepuasan pada diri si
anak; (3) adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu
keterampilan yang diajarkan; dan (4) adanya unsur kemampuan pada seorang guru
dalam merumuskan temuan yang dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori,
model dan sebagainya, (De porter. B : 2004).
Model Quantum Teaching terdiri atas dua tahap, tahap pertama
disebut konteks, dan tahap kedua adalah isi.
1. Tahap Pertama (konteks)
Yang
dimaksud dengan tahap pertama atau konteks yaitu tahap persiapan sebelum
terjadinya interaksi di dalam kelas. Berhubungan dengan konteks, ada empat
aspek yang harus dipersiapkan :
a. Suasana termasuk
di dalamnya keadaan kelas, bahasa yang dipilih, cara menjalin rasa simpati
dengan siswa, dan sikap terhadap sekolah dan belajar.
b. Landasan, yaitu kerangka kerja: tujuan, keyakinan, kesepakatan,
prosedur, dan aturan bersama yang menjadi pedoman untuk bekerja dalam komunitas
belajar.
c. Lingkungan, yaitu cara menata
ruang kelas, pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, dan semua
hal yang mendukung proses belajar.
d. Rancangan, yaitu penciptaan terarah unsur-unsur penting yang
menimbulkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar menukar
informasi.
2. Tahap
Kedua (isi )
Tahap
kedua (isi) merupakan tahap pelaksanaan interaksi belajar, hal-hal yang
berhubungan dengan bagian ini adalah:
a. Presentasi, yaitu penyajian pelajaran dengan berdasarkan
prinsip-prinsip Quantum Teaching sehingga siswa mereka dapat mengetahui
banyak hal dari apa yang dipelajari. Tahap ini juga diistilahkan pemberian
petunjuk, yang bermodalkan dengan penampilan, bunyi dan rasa berbeda.
b. Fasilitas, yaitu proses untuk memadukan setiap bakat-bakat
siswa dengan kurikulum yang dipelajari, dengan kata lain bagian ini menekankan
bagaimana keahlian seorang pengajar sebagai pemberi petunjuk, langkah-langkah
apa yang akan ditempuh untuk mengakomodasi karakter siswa.
c. Keterampilan Belajar, yaitu bagian
yang mengajarkan bagaimana trik-trik dalam belajar yang tentu berdasarkan pada
prinsip-prinsip Quantum Teaching, sehingga para siswa memahami banyak
hal, meskipun dalam waktu yang singkat.
d. Keterampilan Hidup, bagian ini mengajarkan bagaimana
berkomunikasi dengan efektif dengan orang lain sehingga terbina kebersamaan
dalam hidup. Keterampilan hidup diistilahkan juga keterampilan sosial (Kathy Wagone 2004 )
C. Ciri- ciri Quantum Teaching
Quantum teaching memiliki 5 ciri utama :
1. Memiliki azas utama ”bawalah dunia mereka ke dunia
kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.
2. Memiliki prinsip: segalanya
berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, hargailah
setiap usaha mereka, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan.
3. Kerangka rancangan belajarnya
memiliki strategi TANDUR (Tumbuhan, Alami,
Namai, Demonstrasai, Ulangi, Rayakan).
4. Menata konteks dengan suasana yang memberdayakan, landasan yang kokoh,
lingkungan yang mendukung, rancangan belajar yang dinamis.
5. Memiliki isi: penyajian prima, fasilitas luwes, keterampilan belajar
untuk belajar dan keterampilan hidup.
D. Azas Utama Quantum Teaching
Azas
utama quantum teaching adalah “bawalah mereka ke dunia kita dan antarkan
dunia kita ke dunia mereka”.
“Bawalah dunia mereka ke ke dunia kita”
maksudnya adalah guru perlu memasuki dunia siswa sebelum melakukan kontrak
belajar dengan siswa. Adapun caranya adalah dengan mengaitkan apa yang akan
diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari
kehidupan rumah, sosial, atletik, musik seni rekreasi, atau akademis para siswa.
Setelah kaitan itu terbentuk “Antarkan dunia kita ke dunia mereka” dengan cara
memberikan kepada siswa pemahaman mengenai isi dunia itu. Disinilah kosa kata
baru, konsep- konsep, prinsip dan lain- lain dibeberkan.
E. Prinsip- prinsip Quantum Teaching
Quantum teaching memiliki 5
prinsip penting yaitu:
1. Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas
hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran
semuanya mengirim pesan belajar.
2. Segalanya
bertujuan
Semua yang terjadi dalam
penggambaran belajar mempunyai tujuan. Semua yang terjadi dalam penggubahan
kita, mempunyai tujuan. Oleh karena itu, Kathy Wagone membuat istilah yang
memotivasi: “tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap harinya”
(Kathy Wagone 2004 )
3. Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar yang paling baik
terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk
apa yang mereka pelajari.
4. Akui setiap usaha
Mengakui usaha siswa untuk memperoleh
kecakapan dan kepercayaan diri adalah yang penting dalam membangun keberhasilan
siswa. Belajar mengandung resiko. Belajar berarti keluar dari kenyamanan. Pada
saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas
kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Seperti kata Noelle c. Nelson bahwa
pujian atau penghargaan kepada seseorang atas karyanya memunculkan suatu energi
yang membangkitkan emosi positif. (Noelle C. Nelson, Jeannine L. Calaba 2005 )
5. Jika layak dipelajari maka layak dirayakan
Perayaan dapat membangun gairah tersendiri
untuk belajar. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Perayaan adalah sarapan
para pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan minat dalam belajar. Sehubungan dengan itu, Dryden berpesan bahwa
ingatlah selalu untuk merayakan setiap keberhasilan. ( Gordon Dryden 2004)
F. Sintaks Model Quantum
Teaching
Menurut De Porter ( 2000:89-93) ada lima langkah penting yang terkandung
dalam rancangan quantum teaching
yaitu :
Langkah
1
TUMBUHKAN
Tujuan : Menumbuhkan
minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku (pelajar)” dan memanfaatkan
kehidupan pelajar (De Porter B 2003)
Alternatif Pertanyaan Tuntunan
· Hal-hal apa yang telah mereka pahami?
· Apa yang mereka sukai?
· Apa manfaat bagi siswa?
·
Apa yang
ingin mereka capai?
STRATEGI:
Pantonim, lakon pendek
Pada langkah ini
guru menuturkan sebuah cerita menarik dalam kehidupan yang dapat menumbuhkan
semangat belajar siswa. Cerita itu memisikan segudang manfaat untuk kehidupan
siswa, serta apa yang perlu dipelajari agar siswa dapat mencapai apa yang ia
inginkan.
Guru menumbuhkan motivasi
belajar siswa dengan cara:
ü Guru menumbuhkan AMBAK (Apa Manfaat Bagiku)
ü Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
ü Guru menumbuhkan sikap optimisme untuk
meraih kesuksesan belajar
ü Ciptakan kesan penasaran terhadap materi
yang akan disampaikan
ü Kondisikan siswa dalam keadaan alpha
dengan memacu optimisme setiap saat
Contoh tumbuhkan
Assalaamu’alaikum!!!!!!!!!!
Bagaimana kabarnya
hari ini?.....sehat semua kan????
Apakah
diantara kalian ada yang mempunyai hubungan persaudaraan??? Misalnya satu cucu.
Mbah kalian kan melahirkan Ibu / Bapak kalian, Bapak / Ibu kalian menikah
kemudian lahirlah kalian.
Sekarang coba
tuliskan nama bapak ibu kalian beserta nama anak – anaknya, kalau kalian tahu
hobinya boleh beserta hobinya masing – masing.
Mudah –
mudahan selepas pelajaran ini kalian pandai menentukan silsilah keluarga atau
yang ada kaitannya dengan dengan yang lain.
Langkah 2
ALAMI
Tujuan : Menciptakan
atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua pelajar. (De
Porter B : 2003)
Alternatif Pertanyaan Tuntunan
·
Cara apa yang
terbaik agar siswa memahami informasi kegiatan apa yang memfasilitasi kebutuhan
untuk mengetahui mereka?
STRATEGI : Permainan peran,
alat bantu
Pada langkah ini guru menciptakan pengalaman
umum kepada siswa, yang dapat dipahami oleh setiap siswa. Khusus dalam
pelakasanaan penelitian ini guru mengajak siswa untuk mengatur tempat duduknya
sedemikian hinggga jarak antar siswa satu sama lain depan-belakang, kanan- kiri
sama. Setelah guru menayangkan aturan main berupa pembagian hadiah permen, guru
membagikan permen kepada siswa sesuai dengan aturan, sambil mengajak siswa
untuk mencermati dan mensyukuri hadiah yang diperoleh karena dari sinilah kita
akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat.
Contoh
alami
Ada
berita penting!!!!!!
Saya minta
tempat duduk kalian depan – belakang, kanan – kiri harus sama!!! Saya akan
membacakan peraturannya. Perhatikan betul petunjuk ini.
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, tiap kelopok terdiri dari 3- 4 siswa.
Guru menugasi setiap kelompok untuk memberikan
contoh hubungan sebanyak-banyaknya di lingkungan kelas atua lingkungan
sekitarnya dan kelompok yang tercepat dan menyebutkan terbanyak akan
mendapatkan penghargaan hati dari guru.
Guru memberikan contoh, kemudian siswa
diminta mengkelompokan mana yang termasuk relasi dan mana yang termasuk fungsi,
kemudian kelompok yang tercepat dan benar akan mendapatkan sebuah penghargaan
hati dari guru.
Setelah dikelompokan mana yang termasuk
relasi dan mana yang termasuk fungsi, kelompok yang terakhir menjawabnya
sebagai hukumannya harus mendefinisikan apa yang di sebut relasi dan apa yang
disebut fungsi.
Apabila kelompok yang terakhir berhasil
menjawab pengertian tersebut, maka akan mendapatkan penghargaan hati dari guru.
Namun, apabila tidak berhasil akan diperebutkan oleh kelompok lain dan kelompok
yang berhasil yang akan mendapatkan penghargaan hati dari guru.
Langkah 3
NAMAI
Tujuan
: Menamai kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar dengan menyediakan
kata kunci, konser, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”. (De Porter B :
2003)
Alternatif
Pertanyaan Tuntunan
· Perbedaan apa yang harus dibuat dalam belajar?
· Apa yang harus ditambahkan pada pengertian mereka?
· Bagaimana cara mengantarkan mereka mencapai
tujuan?
· Kiat apa yang berguna untuk mereka pakai?
STRATEGI :
Suasana gambar, warna, alat bantu
v Guru memberikan petunjuk dan kesempatan
kepada siswa untuk memberikan penamaan terhadap pengalaman matematika yang
telah diperolehnya. Dalam hal ini guru memberikan pertanyaan – pertanyaan
tuntunan berdasarkan apa yang telah dialami siswa (untuk menjelajah alami otak)
dalam bentuk kuis yang harus dijawab oleh siswa dengan ketentuan sebagai
berikut:
ü Siswa yang dapat menjawab diberi point dan
aplaus
ü Guru memberikan komentar yang diperlukan
untuk menyempurnakan jawaban siswa
sesuai dengan
konsep masalahnya
ü Untuk contoh – contoh yang lebih
bervariatif guru memerintahkan siswa membaca buku siswa tentang cara menyelesaikan
relasi dan fungsi
ü Guru memberikan kesempatan bertanya kepada
siswa
v Selama siswa melakukan aktifitas
belajarnya guru menciptakan suasana belajar yang enjoy: menampilkan musik
konsentrasi, menciptakan optimisme dan mengontrol kerja siswa agar belajar
dengan optimal
Contoh namai
G: ada pertanyaan.......!! Coba kalian jawab pertanyaan
ini, yang bisa menjawab acungkan jari akan saya beri sesuatu yang pasti kalian
sangat senang (yang dimaksud adalah point)
Langkah 4
DEMONSTRASIKAN
Tujuan:Menyediakan
kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan (mendemonstrasikan) bahwa mereka
tahu. (De Porter B : 2003)
Alternatif Pertanyaan Tuntunan
· Dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat
kecakapan mereka dengan pengetahuan yang baru?
· Kriteria apa yang dapat dikembangkan bersama untuk
menentukan kualitas peragaan mereka?
STRATEGI :
Diskusi kooperatif, permainan
Contoh demonstrasikan
v Yu-yu-yu sekarang kita duduk bersama –
sama kelompok masing – masing !!!!! (tolong cepat ya............yang pindah
orangny saja bukan bangkunya.
1. Tiap kelompok mengambil nomor undian soal
yang telah disediakan gurubdan segera melaporkan nomor yang terpilih.
2. Tiap – tiap kelompok yang akan melaporkan
hasil pekerjaannya diwakili oleh salah satu anggota dari kelompok itu yang
dipilih oleh kelompok lain
3. Jika jawaban benar maka semua anggota
kelompoknya mendapat point yang sama (benar).
4. Jika jawaban salah maka semua anggota
kelompoknya mendapat point yang sama (salah).
5. Siswa / kelompok lain yang turut
mendapatkan point dan aplaus adalah siswa yang dapat memberikan tanggapan
dengan kriteria: dapat merevisi kesalahan dari kelompok lain yang maju atau
dapat menjelaskan permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh kelompok manapun,
dapat menyajikan penyelesaian yang lebih praktis dengan cara yang berbeda.
Langkah 5
ULANGI
Tujuan
: Menunjuk beberapa pelajar untuk mengulangi materi dan menegaskan “aku tahu
bahwa aku memang tahu ini”. (De Porter B : 2003)
Alternatif
Pertanyaan Tuntunan
·
Cara apa yang
terbaik untuk mengulangi pelajaran?
·
Dengan cara
apa setiap siswa akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang?
STRATEGI : Saling menyampaikan antar siswa
Pada langkah ini
guru mengajak siswa menyimpulkan garis besar materi pelajaran yang telah
dipelajari. Guru memberikan warning dan stressing pada bagian- bagian materi yang dianggap
sangat penting/sebagai kata kunci. Selanjutnya diberikan tes formatif untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Guru dan siswa menyimpulkan bersama – sama konsep relasi dan fungsi dan
bagaimana cara penyelesaiannya
Pertantaan
– pertanyaan tuntunan
Ø Apakah yang dimaksud dengan relasi?
Ø Ada berapa langkah cara
menyelesaikan relasi? Sebutkan !
Ø Apakah yang dimaksud dengan fungsi?
Ø Ada berapa langkah cara menyelesaikan
fungsi? Sebutkan!
Contoh Ulangi
Jadi secara umum bagaimana konsep
relasi dan fungsi dan bagaimana langkah – langkah penyelesaiannya ?
1. Relasi
Relasi dari suatu himpunan A
ke himpunan B adalah suatu aturan yang menghubungkan anggota – anggota A dengan
anggota – anggota B.
Relasi dapat dinyatakan
dengan:
a. Diagram panah
b. Diagram Cartesius
c. Himpunan pasangan berurutan.
2. Fungsi
Fungsi dari himpunan K ke
himpunan L merupakan relasi yang menghubungkan setiap anggota K dengan tepat
satu anggota L.
Fungsi dapat dinyatakan juga
dengan:
a. Diagram panah
b. Diagram Cartesius
c. Himpunan pasangan berurutan
Langkah 6
RAYAKAN
Tujuan : Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan oleh pelajar
sebagai pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan
dan ilmu pengetahuan.(De porter B : 2003)
Alternatif Pertanyaan Tuntunan
· Cara apa yang paling sesuai untuk merayakan?
· Bagaimana cara mengakui prestasi mereka?
STRATEGI : Pujian, bernyanyi bersama, tepuk tangan
Pada langkah ini guru
membagikan tanda bintang kepada siswa atau kelompok siswa yang mendapatkan
point terbanyak (pada akhir pokok bahasan
siswa/kelompok siswa yang mendapatkan tanda bintang terbanyak akan
mendapatkan hadiah bingkisan), menginformasikan tugas yang harus dikerjakan
dirumah serta memberitahukan topik materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
ü Guru memberikan tanda bintang kepada siswa
/ kelompok yang paling banyak mendapat point
ü Guru memerikan tugas yang harus dikerjakan
dirumah dan memberikan pengarahan mengenai materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya
G. Beberapa kriteria Quantum Teacher
1)
Antusias:
menampilkan semangat hidup
2)
Berwibawa:
mampu menggerakan siswa
3)
Supel:
mudah menjalin hubungan dengan beragam siswa
4)
Humoris:
berhati lapang untuk menerima kesalahan
5)
Luwes:
menerima lebih dari satu cara untuk mencapai hasil
6)
Fasih:
berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur
7)
Tulus:
memiliki niat dan motivasi yang baik.
8)
Positif:melihat
peluangdalam setiap saat.
9)
Spontan:dapat
mengikuti irama dan tetap menjaga hasil.
10) Menarik dan menarik:menggantikan setiap
informasi dengan pengalaman hidup peserta didik dan peduli akan diri peserta
didik.
11) Menganggap peserta didik”mampu”percaya
akan keberhasilan peserta didik.
12) Menetapakan dan memelihara harapan
tinggi:membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap
peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin
H. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Quantum Teaching :
1.
Memberikan
kebebasan belajar siswa
2.
Menjadikan
siswa lebih aktif, berani mengungkapkan pendapat atau ide yang dapat
dipertanggungjawabkan
3.
Pemahaman
siswa terhadap materi yang diberikan tinggi
4.
Quantum teaching membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan.
contextual teaching and learning menjadikan kegiatan belajar mengajar
mengasyikkan dan bermakna . (De porter B : 2003)
Kekurangan Quantum Teaching :
1.
Quantum
teaching menuntut sarana yang relatif mahal
2.
Quantum
teaching memerlukan waktu yang lama
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
De Porter, (2000).
Kuantum Teaching. Bandung : Kaifa.
Goleman, D. 2007. Emosional
Intelegence (Kecerdasan Emosional). Jakarta : Gramesia Pustaka Utama
Goleman,
D.1999. Emosional Intelegence (Kecerdasan Emosional). Jakarta : Grames.
Kusno, (2006). Evaluasi
Proses dan Hasil Belajar. Diktat Kuliah. Tidak diterbitkan.
Kusno. 2009. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Kuantum Untuk Membangun Soft Skill: Makalah.
Kusno. 2002. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Model Kuantum: Makalah.
Ferdy H. Pantar 2009/02 Model-pembelajaran- Quantum Teaching.http:// sarkomkar.blogspot.com. Tanggal 22/09/2010
Rusman . 2010. Model – Model
Pembelajaran . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Slavin, R.E. (2000). Educational Psychology Theory
and Practice. Boston: Allin and Bacon.
Soedjadi. R.
(1994). Memantapkan Matematika Sekolah Sebagai Wahana Pendidikan dan
Pembudayaan Penalaran. Di dalam media Pendidikan Nasional No. 4 Th. 3.
Surabaya, Indonesia: PSS IKIP Surabaya.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru
Sudrajat,
(2001). Penerapan SQ3R pada Pembelajaran Tindak Lanjut Untuk Peningkatan
Kemampuan Komunikasi dalam Matematika Siswa SMU. Tesis. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia.
Suryanto. (1987). Penelitian
pendidikan matematika di Indonesia. Pendidikan Matematika, Editor, Marpaung. Yogyakarta.
Waridjan. 1991. Tes Hasil Belajar Gaya Obyektif.
Semarang: IKIP Surabaya.
Wikipedia.2011.Pembelajaran Quantum Teaching.http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-quantum-teaching-serta.html.
Diakses tanggal 16 September 2011.
Wikipedia.2011.Quantum
Teaching.http://data.tp.ac.id/dokumen/kelebihan+dan+kelemahan+quantum+teaching.Diakses
tanggal 16 September 2011.
Wikipedia. 2011. Karakteristik Quantum
Teaching..http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-quantum-teaching-serta.html.
Diakses tanggal 16 September 2011.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar